Sergai,garudanews//Program Keluarga Harapan (PKH) yang seharusnya menjadi penopang bagi masyarakat kurang mampu tampaknya belum sepenuhnya dirasakan oleh warga Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai).
Salah satunya dialami oleh Safrida (36), warga Dusun I, Desa Bogak Besar, Kecamatan Teluk Mengkudu, yang mengaku tak pernah menerima bantuan PKH meski telah berulang kali didata oleh pihak terkait.
Safrida, ibu empat anak, tiga di antaranya masih bersekolah di jenjang SMP dan SD mengaku kini hidup dalam keterbatasan.
Sang suami merantau ke luar daerah untuk mencari nafkah, sementara rumah yang mereka tempati merupakan bantuan dari lembaga sosial, bukan dari program pemerintah.
“Sudah beberapa kali didata, tapi sampai sekarang belum juga ada bantuan PKH. Datanya sudah diambil beberapa kali, tapi gak ada kabarnya lagi,” ungkap Safrida saat ditemui di rumahnya yang terendam banjir, Kamis (23/10/2025).
Lebih lanjut, ia menyebut tidak pernah sekalipun dikunjungi oleh pendamping PKH Desa Bogak Besar yang diketahui bernama Erwin, juga menjabat sebagai Koordinator Kecamatan (Korcam) PKH Teluk Mengkudu.
“Pendamping PKH-nya aja saya gak kenal, apalagi dapat bantuannya,” ucapnya lirih.
Safrida juga merasa heran karena ada warga lain dengan kondisi ekonomi lebih baik justru mendapat bantuan.
“Saya punya tiga anak sekolah, tapi gak dapat. Sementara yang anaknya satu malah dapat. Entah gimana datanya,” keluhnya.
Ia berharap pemerintah dapat meninjau ulang data penerima manfaat agar bantuan sosial lebih tepat sasaran.
“Kalau dapat PKH, bisa lah sedikit membantu biaya sekolah anak-anak,” harapnya.
Sementara itu, Operator SIKS-NG Desa Bogak Besar, Fittauli Daeli, saat dikonfirmasi membenarkan bahwa nama Safrida tidak tercantum dalam daftar penerima PKH.
“Benar, dia tidak terdaftar di PKH. Tapi sudah kami usulkan dalam BLTS Kesra, dan ini sudah selesai diusulkan,” jelas Fittauli.
Sedangkan Pendamping PKH Desa Bogak Besar, Erwin, saat dikonfirmasi terkait kelayakan Safrida menerima bantuan, meminta agar data kependudukan dikirimkan terlebih dahulu.
“Boleh kirim data lengkapnya, Pak. KTP, KK, dan foto rumahnya,” jawabnya singkat melalui pesan singkat, Jumat (24/10).
Kasus yang dialami Safrida mencerminkan masih lemahnya sistem pendataan dan pengawasan terhadap pelaksanaan PKH di tingkat desa.
Padahal, pendamping PKH memiliki peran penting memastikan warga miskin yang memenuhi kriteria dapat terdata dan menerima bantuan sesuai ketentuan.
Masyarakat pun berharap Dinas Sosial Kabupaten Serdang Bedagai turun langsung ke lapangan untuk melakukan verifikasi agar penyaluran bantuan sosial benar-benar tepat sasaran dan tidak ada lagi warga miskin yang luput dari perhatian negara. (Sy)
Tags
Berita Peristiwa
