Buku Gibran The Next President Karya Ahmad Bahar Gagal Louncing di Solo, Apa Isi Bukunya?

Buku berjudul Gibran The Next President gagal lounching di Kota Solo, meski sebelumnya pihak 'eo' sudah melakukan kontrak namun dibatalkan hanya karena alasan politik.(foto dok. Juliyanto)


GARUDANEWS.net // DEPOK || Buku berjudul Gibran The Next President gagal lounching di Kota Solo, meski sebelumnya pihak 'eo' sudah melakukan kontrak namun dibatalkan hanya karena alasan politik, semntara buku tersebut cukup mendapat apresiasi dari masyarakat dan sudah15 kali dalam tayangan podcase. Adanya pengaruh politik dibalik judul buku bergambar Gibran tersebut diungkap blak-blakan oleh penulisnya Ahmad Bahar, di Keko Cafe, Komplek Bukit Cengkeh 2 Blok B-8, No-9 Tugu Cimanggis Depok, Rabu (19/6). 

"Intinya proses penerbitan buku ini cukup diapresiasi dari masyarakat, luar biasa, terbukti sudah ada 15 podcas dan publikasi berita. Nah tapi yang paling mengganjal adalah, kenapa buku ini kok dihambat lounching di kota solo, event organizer mengundurkan diri, kabarnya alasan politik. Tapi itu kan merugikan saya sebagai penulis. Hal kedua (kerugian-red) penerbit buku ini akhirnya mengundurkan diri. Dan sejak hari ini akhirnya penerbitan saya yang ambil alih. Lalu yang ketiga, saya sebagai penulis mendapat.., bukan ancaman ya, tetapi nomer hp saya jadi banyak sekali (muncul masalah) dipake untuk menjadi tempat melamar kerja (agen jasa lamaran kerja), tetapi saya sih tetap beritikad baik saja," ungkap Ahmad Bahar, penulis judul Buku Gibran The Next President, yang juga penulis 150 buku tentang politisi dan tokoh nasional lainnya. 

Lebih lanjut kata Ahmad Bahar yang akrab dengan sapaan udin, setelah gagal lounching cover buku bergambar Gibran di solo, Ia juga mengaku mengalami ketidaknyamanan dengan telpon selularnya yang diduga digunakan  pihak lain untuk kepentingan agen tenaga kerja, namun Ia tegaskan hal itu bukan sebuah ancaman meski menggangu kenyamanan aktifitasnya. 

Sebagaimana diketahui, isi buku bergambar calon Wakil Presiden yang menunggu dilantik tersebut telah beredar sebanyak 100 ribu eksemplar, yang

berisi 133 halaman, dengan muatan narasi cenderung lebih kepada petuah tentang nasihat-nasihat suku jawa terdahulu, hal yang lazim digunakan orang tua kepada anaknya, raja kepada rakyatnya, guru kepada muridnya dan juga petuah tentang pesan moral peradaban masyarakat dalam tradisi jawa terdahulu. 

Dengan adanya lounching buku-buku karya tulisnya di Kota Depok, Ia berharap hal yang terjadi di Kota Solo tak terjadi lagi di kota-kota lainnya. Ia pun menyampaikan pesan penting yang juga tertulis dalam salahsatu judul bukunya. 

"Yang paling penting adalah menang ora opo-opo, kalah yo wiss," tandasnya.

 (Juliyanto)

Baca Juga
Lebih baru Lebih lama