Tanjung Balai.gatudanews//Kongres Nasional Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ke-XII resmi dibuka di Gedung Merdeka, Bandung, pada Senin (15/7/25).
Ratusan kader dari berbagai daerah hadir dalam perhelatan akbar yang mengangkat tema besar: “Bersatu Lawan Penjajahan Gaya Baru.”
Tema ini dinilai relevan di tengah situasi global yang semakin mengancam kedaulatan bangsa.
Budi Ariyanto, S.H., mantan Ketua DPC GMNI Asahan periode (2013–2015), mengingatkan bahwa bentuk penjajahan saat ini telah bergeser dari agresi militer ke dominasi ekonomi, budaya, dan politik.
“Jangan pernah anggap remeh penjajahan gaya baru. Ia datang tanpa peluru, tapi menundukkan bangsa lewat utang luar negeri, investasi eksploitatif, budaya konsumerisme, dan subordinasi kebijakan nasional terhadap kepentingan asing,” tegas Budi dalam keterangannya via WhatsApp.
Ia menyoroti bahwa Indonesia hari ini menghadapi ancaman nyata dari kekuatan global yang menggunakan diplomasi, perdagangan bebas, hingga teknologi digital sebagai alat hegemoni.
“Inilah bentuk baru imperialisme. Jika kita lengah, maka kekayaan alam, arah pembangunan, bahkan cara berpikir generasi muda kita bisa dikendalikan dari luar,” ujarnya.
Menurutnya, GMNI tidak boleh kehilangan arah sebagai organisasi ideologis.
Kongres bukan sekadar forum pemilihan struktur, melainkan momen krusial untuk mempertegas sikap politik dan arah perjuangan organisasi.
“Kita butuh kader-kader ideologis, bukan sekadar organisatoris. Kongres ini harus melahirkan keputusan politik yang progresif, berpihak pada rakyat, dan menyatukan kekuatan seluruh cabang melawan kapitalisme global yang menindas,” kata Budi.
Ia juga menekankan pentingnya konsolidasi kader secara berkelanjutan agar GMNI tidak tercerabut dari akar perjuangan Marhaenisme yang diwariskan Bung Karno.
Kongres GMNI ke-XII dijadwalkan berlangsung selama beberapa hari ke depan, dengan agenda strategis seperti pemilihan Ketua Umum dan Sekjen, pembahasan arah politik organisasi, serta penguatan ideologi dan kaderisasi nasional.(Auda)
Tags
Berita Peristiwa