Critical Thinking Sebagai Senjata Melawan Kebiasaan Buruk.

Mataram.GarudaNews//Pasca deklarasi yang digelar beberapa waktu lalu, Rayon Persiapan Harun ar-Rasyid PMII UIN Mataram langsung menggelar diskusi perdana dengan tema “Mengatasi Ketergantungan dan Kebiasaan Buruk: Peran Critical Thinking dalam Melatih Kedisiplinan dan Meningkatkan Kualitas Diri. Senin (22/9/2025).

Kegiatan yang berlangsung di Depan Rektorat UIN Mataram, kegiatan ini menghadirkan pemateri istimewa, yaitu Sahabat Yudi Sipriadi, pengurus PMII Cabang Bantul, Yogyakarta, sekaligus Presiden Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Bantul. Kehadiran beliau menjadi energi baru bagi kader dalam menatap langkah pasca deklarasi.

Dalam pemaparannya, Yudi Sipriadi menekankan bahwa critical thinking bukan sekadar teori akademik, tetapi keterampilan hidup yang harus dilatih setiap hari.

“Berpikir kritis adalah keberanian melawan diri sendiri. Ia menjadi senjata untuk mengatasi ketergantungan, melawan kebiasaan buruk, dan menanamkan disiplin. Tanpa disiplin, kualitas diri sulit berkembang,” ungkapnya.

Diskusi berjalan interaktif, diwarnai dengan pertanyaan dan refleksi dari para kader. Banyak yang mengaitkan tema ini dengan tantangan mahasiswa saat ini, seperti ketergantungan pada gawai, menunda pekerjaan, hingga pola hidup yang kurang produktif.

Ketua Rayon Persiapan Harun ar-Rasyid, Denmas Wahyu, menyampaikan bahwa forum ini adalah langkah awal untuk membumikan tradisi intelektual.

“Deklarasi adalah awal, bukan akhir. Diskusi ini adalah tanda bahwa rayon kita hidup, berpikir, dan siap berkontribusi nyata,” tegasnya.

Acara ditutup dengan penegasan bahwa critical thinking adalah kunci perubahan. Dengan berpikir kritis, kader PMII dapat melatih disiplin, mengikis kebiasaan buruk, dan meningkatkan kualitas diri, sehingga siap menjadi motor penggerak peradaban.(A Turmuzi)
Baca Juga
Lebih baru Lebih lama