Lombok Timur.garudanews//Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Mataram mendorong praktek pendidikan madrasah yang transformatif dengan menggelar Sosialisasi Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) di MA Raudhlatuthalibah NW Paok Motong, Lombok Timur, Minggu (21/9).
Kegiatan yang merupakan bagian dari Program Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Direktorat KSKK Madrasah ini dihadiri sekitar 100 kepala madrasah dan guru madrasah se-Kabupaten Lombok Timur.
Anggota Komisi VIII DPR RI Dapil NTB II, Apt. Hj. Lale Syifaun Nufus, M.Far, hadir sebagai pemateri di dalam kegiatan ini. Dalam urainnya, dia menegaskan bahwa pendidikan madrasah harus menekankan penguatan karakter selain transfer pengetahuan.
“Kurikulum Berbasis Cinta adalah jawaban untuk menjawab tantangan zaman, termasuk maraknya ujaran kebencian. Kita ingin ruang belajar menjadi tempat yang penuh kasih sayang, toleransi, dan kebahagiaan,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Dekan I FTK UIN Mataram, Prof. Dr. H. Saparudin, M.Ag, yang juga menjadi pemateri, menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam mengawal transformasi pendidikan Islam.
“Madrasah adalah pilar penting dalam membangun generasi berakhlak mulia. Dengan kebersamaan, pendidikan Islam akan semakin maju dan berdaya saing,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama, pemateri ketiga, Ahmad Arwani Haddadi, M.Pd, menjelaskan strategi integrasi KBC dalam pembelajaran.
Menurutnya, nilai cinta dapat diwujudkan melalui disiplin positif, pembelajaran berbasis proyek yang kontekstual, dan penilaian yang menekankan proses serta refleksi.
“Dengan begitu, madrasah bukan sekadar tempat transfer ilmu, melainkan ruang tumbuhnya empati, kreativitas, dan tanggung jawab sosial,” jelasnya
Dalam sesi diskusi, para guru dan kepada madrasah menyampaikan perspektif mereka tentang bagaimana KBC diimplementasikan pada madrasah masing-masing.
Selain itu, para guru menyampaikan sejumlah persoalan, mulai dari kesenjangan sosialisasi kurikulum antara Kemenag Dikbud, keterbatasan formasi P3K untuk guru-guru di bawah Kemeng hingga perbedaan nominal sertifikasi guru.
Maemunah, M.Pd dari MA NW Aikmel menegaskan bahwa meski kesenjangan masih terasa, semangat pengabdian harus tetap dijaga seraya berharap ada pemerataan kebijakan.
Menutup kegiatan, peserta menitipkan aspirasi mereka kepada Kementerian Agama sebagai.(A Turmuzi).
Tags
. Pendidikan