Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan (FTK) UIN Mataram Gelar Sosialisasi Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi.

Mataram.garudanews//Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggi dengan menyelenggarakan Sosialisasi Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi** pada Sabtu, 20 September 2025.

Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 08.00 WITA hingga selesai ini dipusatkan di Gedung Training Center UIN Mataram dan dihadiri oleh puluhan peserta dari unsur pimpinan fakultas, program studi, dosen, hingga tenaga kependidikan.

Akreditasi perguruan tinggi merupakan salah satu instrumen penting untuk menjamin mutu pendidikan tinggi. 

Dalam konteks globalisasi dan kompetisi yang semakin ketat, akreditasi berperan tidak hanya sebagai penilaian formal, tetapi juga sebagai indikator kredibilitas, kualitas, dan daya saing perguruan tinggi.

Seiring dengan diberlakukannya instrumen akreditasi terbaru oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM), setiap perguruan tinggi dituntut untuk terus beradaptasi, memperbaiki tata kelola, dan memastikan bahwa layanan akademik maupun non-akademik sesuai dengan standar mutu nasional maupun internasional.

Melalui sosialisasi ini, UIN Mataram berupaya memberikan pemahaman mendalam kepada civitas akademika tentang instrumen akreditasi perguruan tinggi. 

Harapannya, seluruh unit kerja dapat bersinergi dalam menyiapkan data, laporan, serta bukti kinerja yang dibutuhkan sehingga UIN Mataram mampu meraih akreditasi unggul.

Acara dibuka dengan sambutan dari Prof. Dr. H. Saparudin, M.Ag., salah satu narasumber utama dalam kegiatan ini. 

Dalam pemaparannya, beliau menegaskan bahwa akreditasi harus dipandang sebagai sebuah **proses perbaikan berkelanjutan (continuous improvement).

Akreditasi bukan sekadar memenuhi kewajiban administratif. Lebih dari itu, akreditasi adalah cermin dari kualitas penyelenggaraan pendidikan tinggi.

Dengan memahami instrumen akreditasi, kita bisa menata kelembagaan dengan lebih baik, meningkatkan mutu kurikulum, memperkuat penelitian, serta memberikan layanan terbaik bagi mahasiswa dan masyarakat,” jelas Prof. Saparudin.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya membangun budaya mutu di lingkungan perguruan tinggi. 

Budaya mutu menurutnya tidak bisa dibentuk secara instan, melainkan melalui proses panjang yang melibatkan komitmen seluruh unsur perguruan tinggi.

Narasumber kedua, Hj. Lale Syifaun Nufus, M.Far, anggota Komisi VIII DPR RI, memberikan perspektif dari sisi kebijakan dan dukungan regulasi. Dalam paparannya, ia menyoroti pentingnya sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan lembaga legislatif dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggi.

Akreditasi adalah instrumen untuk memastikan bahwa perguruan tinggi berjalan sesuai dengan amanat undang-undang dan kebutuhan masyarakat. 
DPR RI terus mendorong agar anggaran pendidikan benar-benar diarahkan untuk memperkuat kualitas, termasuk mendukung proses akreditasi perguruan tinggi di seluruh Indonesia,” ungkap Hj. Lale.

Ia menambahkan bahwa UIN Mataram sebagai salah satu perguruan tinggi Islam terbesar di NTB harus mampu menjadi motor penggerak peningkatan mutu pendidikan, tidak hanya di internal kampus, tetapi juga dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.

Setelah pemaparan narasumber, kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi interaktif. Para peserta antusias mengajukan pertanyaan, mulai dari teknis pengisian instrumen akreditasi, strategi menghadapi visitasi asesor, hingga tantangan dalam mengintegrasikan data dari berbagai unit kerja.

Salah satu dosen menyampaikan kendala yang sering muncul adalah kurangnya koordinasi antarbagian dalam menyiapkan dokumen akreditasi. Menanggapi hal ini, Prof. Saparudin menegaskan bahwa koordinasi dan komunikasi lintas unit merupakan kunci utama keberhasilan akreditasi.

Setiap unit memiliki peran penting. Tidak ada yang bisa berjalan sendiri. Karena itu, kita perlu membangun sistem kerja yang solid agar akreditasi dapat dilaksanakan dengan baik,” ujarnya.

Hj. Lale menambahkan bahwa selain kesiapan internal, perguruan tinggi juga perlu membangun jejaring eksternal, baik dengan dunia usaha, pemerintah daerah, maupun lembaga internasional, sebagai bukti bahwa perguruan tinggi memiliki kontribusi luas.

Sejumlah peserta menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. 

Menurut mereka, sosialisasi seperti ini sangat penting untuk memberikan pemahaman yang utuh tentang instrumen akreditasi, sehingga tidak ada lagi kesalahpahaman dalam proses pengisian borang atau penyusunan laporan.

Seorang tenaga kependidikan menyatakan bahwa kegiatan ini memberikan motivasi baru.

Selama ini kami melihat akreditasi hanya sebagai beban kerja tambahan. Namun, melalui sosialisasi ini kami jadi paham bahwa akreditasi justru menjadi peluang untuk memperbaiki sistem secara menyeluruh. Kami berharap kegiatan serupa dilakukan secara rutin,” ungkapnya

Sosialisasi Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi di UIN Mataram memiliki makna strategis, tidak hanya untuk memenuhi kewajiban formal, tetapi juga untuk memperkuat posisi UIN Mataram sebagai perguruan tinggi Islam unggulan di kawasan timur Indonesia.

Dengan pemahaman yang komprehensif tentang instrumen akreditasi, diharapkan seluruh civitas akademika dapat bersinergi untuk membangun budaya mutu, meningkatkan kualitas layanan pendidikan, serta memperkuat daya saing di tingkat nasional maupun internasional.

Kegiatan sosialisasi yang berlangsung hingga siang hari ini ditutup dengan penuh semangat dan optimisme. Para peserta pulang dengan bekal pengetahuan baru serta tekad untuk mengimplementasikan hasil sosialisasi di unit kerja masing-masing.

Melalui kegiatan ini, UIN Mataram kembali menegaskan komitmennya dalam mencetak generasi unggul, memperkuat tata kelola, dan menghadirkan pendidikan tinggi yang berkualitas bagi masyarakat NTB dan Indonesia pada umumnya.(A Turmuzi).
Baca Juga
Lebih baru Lebih lama