Diduga Proyek Miliyaran, Dikerjakan Asal Asalan Tanpa Memiliki Rangka Besi Penguat Di Jalan Lingkar Selatan Cibinong.

​Cibinong.Garudanews//Proyek pembangunan infrastruktur Jalan Lingkar Selatan Kebun Raya Cibinong, yang ditaksir bernilai Rp 2 Miliar  tengah menjadi sorotan tajam publik dan aktivis pengawas konstruksi. Jum,at, (21/11/2025).

Dugaan pengerjaan yang "asal-asalan" mencuat setelah temuan lapangan mengindikasikan proyek tersebut tidak menggunakan rangka ataupun sambungan besi ram (reinforcement/tulangan) sebagai elemen penguat konstruksi.

​Temuan ini menimbulkan kekhawatiran serius akan kualitas dan keselamatan jalan tersebut dalam jangka panjang.

​Kualitad diragukan, konstruksi Tanpa tulangan, dalam proyek pembangunan jalan, khususnya yang melibatkan pengecoran beton untuk menahan beban kendaraan berat, penggunaan besi tulangan (rebar) atau rangka baja adalah standar wajib untuk mencegah keretakan, meningkatkan kekuatan tarik, dan memastikan daya tahan struktur.

​Sumber investigasi menemukan bahwa konstruksi jalan lingkar tersebut diindikasikan dikerjakan tanpa prosedur penguatan struktural yang memadai, yaitu tidak menggunakan rangka ataupun sambungan besi ram.

Jika dugaan ini benar, maka proyek jalan ini tergolong sangat rentan. Jalan yang dibangun tanpa tulangan yang cukup akan memiliki umur pakai yang sangat singkat, mudah retak, dan berpotensi ambles, yang pada akhirnya akan merugikan keuangan negara dan membahayakan pengguna jalan.

​Pelaku proyek teridentifikasi,
berdasarkan data yang dihimpun, proyek Jalan Lingkar Selatan Kebun Raya Cibinong ini melibatkan dua entitas utama:

​Pelaksana (Kontraktor): CV Cipta Widya Dharma, ​Konsultan Pengawas: PT Rancang Buana Persada
​Peran Kontraktor (CV Cipta Widya Dharma) adalah melaksanakan pekerjaan sesuai spesifikasi teknis yang disepakati. 

Sementara itu, Konsultan Pengawas (PT Rancang Buana Persada) memiliki tanggung jawab krusial untuk memastikan setiap tahapan pekerjaan dilakukan sesuai perencanaan, termasuk memverifikasi penggunaan material dan metode konstruksi yang benar.

​Kegagalan pada aspek teknis mendasar seperti penggunaan besi tulangan menunjukkan adanya kelalaian serius, baik dari pihak kontraktor maupun pengawas, dalam melaksanakan tugas dan kewajiban masing-masing.
​Nilai proyek diduga mar, up, proyek ini dilaporkan bernilai Rp 2 Miliar. Mengingat besarnya dana publik yang digelontorkan untuk proyek infrastruktur, dugaan pengerjaan yang "asal-asalan" ini memicu pertanyaan mengenai akuntabilitas anggaran.

​Jika konstruksi dilakukan tanpa material utama seperti besi tulangan, harga pokok produksi (HPP) proyek akan jauh lebih rendah dari nilai kontrak. 

Hal ini menguatkan dugaan adanya penyelewengan dana atau mark-up yang harus diinvestigasi lebih lanjut oleh aparat penegak hukum dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

​Tuntutan audit dan tindak lanjut, beberapa pihak mendesak Pemerintah Daerah Cibinong untuk segera membentuk tim audit independen dan menghentikan sementara operasional CV Cipta Widya Dharma dan PT Rancang Buana Persada dari pekerjaan proyek lain yang sedang berjalan.

​Audit harus meliputi:

​Uji Laboratorium: Pengambilan sampel coran jalan untuk memverifikasi kepadatan, ketebalan, dan ada tidaknya material penguat (besi) di dalamnya.
​Pemeriksaan Dokumen Kontrak:

Mencocokkan spesifikasi teknis (Bill of Quantity/BoQ) yang mensyaratkan penggunaan besi tulangan dengan realisasi di lapangan.

​Hingga berita ini diturunkan, tim investigasi telah berupaya menghubungi perwakilan dari CV Cipta Widya Dharma dan PT Rancang Buana Persada untuk meminta klarifikasi, namun belum mendapatkan tanggapan resmi. 

Publik menantikan tindakan tegas dari pemerintah terhadap dugaan pelanggaran standar konstruksi yang membahayakan ini.

​RED. (Tim Investigasi)
​Catatan Redaksi: Nilai proyek Rp 2 M diinterpretasikan sebagai Rp 2 Miliar, mengingat tidak mungkin proyek jalan sekelas Jalan Lingkar bernilai hanya Rp 2 Juta. ( Team )
Baca Juga
Lebih baru Lebih lama