Sukses Cadangan Beras 4 Juta Ton, Kemana Sisa Beras Impor Indonesia ?

Oleh.garudanews//Henriono, Penulis adalah Ketua Umum Jaringan Anak Muda Nusantara – JAMAN. 

Perjalanan Panjang Sektor Pertanian Indonesia senantiasa mengalami Fluktuasi, baik pada Era Orde lama, Presiden Ir. Soekarno maupun pada Era Presiden Jenderal (Purn) H.Soeharto yang berhasil mewujudkan Swasembada pangan dengan hasil panen murni dari petani Indonesia mencapai 25,8 juta ton dan surplus 3 Juta ton dengan jumlah penduduk kurang lebih 166 juta Jiwa pada Tahun 1984.  

Seiring dengan waktu, Indonesia memasuki Era reformasi, Era dimana kebebasan Berpendapat mendapatkan ruang berdasarkan amanat Reformasi. Sayangnya Angin segar tersebut tidak berbanding lurus pada sektor Pertanian dimana Indonesia slalu membuat kebijakan Impor Beras setiap tahunnhya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Impor Beras Indonesia tertinggi sejak Indonesia Merdeka pada tahun 2023 mencapai 3,06 juta ton, data BPS ini berbeda dengan Data Badan Pangan Nasional (BAPANAS) justru mencapai 3,5 juta ton. 

Selanjutnya Impor Beras mencapai Puncaknya pada tahun 2024 sebanyak 4,52 juta ton. sehingga Totalnya 7,58 juta ton atau 8,02 juta ton. 

Hal ini terjadi karena dua fakto besar. Pertama, dengan adanya Fenomena El Nino dan La Nina yang melanda dunia termasuk Indonesia merasakan dampaknya. 

Kedua, Faktor Politik dimana setahun menjelang Pemilu akan terjadi peningkatan Impor Beras. seperti Impor beras Indonesia mencapai 2,25 juta ton pada tahun 2018 dan 3,06 / 3,5 juta ton Pada tahun 2023.

Meskipun Indonesia slalu Impor beras, tapi bisa dipastikan Cadangan Beras Pemerintah tetap diatas 1 juta Ton. Seperti tahun 2022 Cadangan Beras Pemerintah Indonesia Mencapai 1,2 juta ton. dengan adanya Impor beras tahun 2023 sebanyak 3,5 juta ton (Data BAPANAS), sehingga Total beras kita mencapai 4,7 juta ton. 

Dengan adanya Program Pemerintah terkait Bantuan Sosial (BANSOS) yang didistribusikan dalam dua tahap dalam waktu 7 bulan. 

Setiap bulannya didistribusikan sebanyak 210 ribu ton X 7 bulan = 1,47 juta ton kepada penerima bantuan sosial. 

Suksesnya Program tersebut menyisahkan 3,23 juta ton di Bulog. Tidak hanya itu, Pemerintah Indonesia melalui Bulog melakukan Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) dengan target 1,08 juta ton. 

karena masyarakat cukup antusias, Bulog mampu meyalurkan beras sebanyak 1,16 juta ton (data BAPANAS). berdasarkan olah data ini, sisa beras menjadi 3,23 juta ton – 1,16 juta ton = 2,07 Juta ton. 

Berhubung Fenomena El Nino, Produksi beras mengalami penurunan dari tahun 2022 ke 2023 sebanyak 440 ribu ton maka dikurangi lagi sehingga tersisa 1,63 juta ton beras di bulog pada akhir Tahun 2023.

Pada tahun 2024, Impor beras Indonesia semakin meningkat sebanyak 4,52 juta ton sekaligus tertingi sejak Indonesia merdeka. apabila ditambahkan dengan sisa beras 1,63 juta ton. 

Jumlah beras mencapai 6,05 juta ton. dengan adanya Program Bantuan sosial yang disalurkan melalui tiga tahapan dimana setiap tahapan disalurkan sebanyak 3 bulan. Berarti penyaluran berlangsung selama 9 bulan.

Adapun penyaluran beras Bantuan sosial setiap bulan mencapai 220 ribu ton. totalnya dapat mencapai 9 bulan X 220 ribu ton = 1,98 juta ton. 

Apabila jumlah beras sebanyak 6,05 juta ton 1,98 juta ton, maka sisa beras sebanyak 4,07 juta ton. 

Karena Fenomena La nina, Produksi beras kembali mengalami penurunan sebanyak 480 ribu ton singga total produksi turun mencapai 920 ribu ton dari tahun 2022 ke tahun 2024. Maka kita kurangi lagi sehingga beras tersisa 3,25 juta ton pada Akhir tahun 2024.  

Terkait Opini sebelumnya yang dimuat di media detik Indonesia dan media lainnya, tidak  mencantumkan Cadangan beras, Bantuan sosial dan Program SPHP, sehingga sisa  beras sebanyak 2,19 juta ton pada akhir tahun 2023 dan sisa beras sebanyak 3,17 juta ton pada akhir tahun 2024 diperoleh berdasarkan olah data Badan Pusat Statistik (BPS).

Beda halnya opini kali ini, mencantumkan sumber data dari Badan Pangan Nasional (BAPANAS), dimana olah data potensi Cadangan beras Pemerintah atau sisa beras Impor dapat mencapai 3,25 juta ton di Bulog pada akhir tahun 2024 / Awal tahun 2025.

Berdasarkan penyampaian Menteri Pertanian RI dan Kepala BAPANAS bahwa Indonesia telah Surplus atas hasil panen petani Indonesia sehingga cadangan beras mencapai lebih 3 juta ton. 

Bahkan MENTAN RI, Dr. Andi Amran Sulaiman mengklaim Cadangan beras Pemerintah telah mencapai 3,7 juta ton dan bahkan 4 juta ton pada akhir Mei 2025. 

Selaras dengan penyampaian Menteri Pertanian RI, Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono B.ENG.,M.M, MBA menyampaikan bahwa Cadangan Beras Indonesia mencapai 3,7 juta ton dan bahkan 4 juta ton dimana tertinggi sejak Indonesia merdeka. 

Dengan adanya perbedaan tersebut, akhirnya menimbulkan pertanyaan dalam benak kita, Apakah benar beras 4 juta ton di bulog hasil Panen Petani Indonesia, atau mungkinkah sebagian besar cadangan beras tersebut adalah sisa Beras Impor tahun 2023 dan 2024 ?. Jika cadangan beras tersebut murni hasil panen petani Indonesia.

Bagaimana dengan keberadaan potensi Beras Impor 3,25 juta ton di Bulog ? hal ini penting untuk diketahui oleh publik agar tercipta transparansi. 

Jika Impor beras Indonesia yang didalamnya terdapat harga, biaya Transportasi, dan Asuransi dengan perkiraan antara 8.000 – 9.500 per kilogram, Maka Impor Beras Indonesia yang mencapai 8,02 juta ton dimana setara dengan 64,16 Triliun – 76,19 Triliun Rupiah. 

Hal yang berkaitan dengan potensi sisa beras 3,25 juta ton seharusnya masih -ada di Bulog dimana nilainya setara dengan 25,20 Triliun 29,92 Triliun Rupiah menjadi tidak jelas keberadaannya karena tertutupi pernyataan Surplus cadangan Beras yang mencapai 4 juta ton.

Berdasarkan dinamika Cadangan beras di Bulog saat ini. maka dibutuhkan Peran aktif Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) serta Lembaga terkait atas potensi Penyalahgunaan Uang Negara RI yang mencapai Puluhan Triliun terkait dengan Impor beras Indonesia tahun 2023 dan 2024. 

Kita berharap, Jangan hanya Garang dan tegas yang kesannya Membangun pencitraan dimata Publik dengan melakukan bersih - bersih terhadap potensi Penyalahgunaan uang negara RI pada skala kecil seperti 500 juta sampai 5 Milyar (Kelas Pemain Ikan Teri) tapi membiarkan dan ada indikasi menutupi Potensi penyalahgunaan Uang Negara RI pada skala besar dimana mencapai Triliunan sampai Puluhan Triliun bahkan lebih dari itu, totalitas Program Kebijakan pada satu Institusi Pemerintah RI (Kelas Pemain Ikan Tuna atau Pemain Ikan Paus) yang memungkinkan melibatkan Oknum Pejabat Pemerintah yang bekerja sama dengan Mafia telah menyandra Negara RI selama ini. 

Hal ini Sekaligus menjadi Jawaban Pemerintah kepada Publik agar mendapatkan kejelasan seperti Eksistensi Beras di Bulog; antara beras Impor atau Murni hasil Panen Petani Indonesia, Urgensi ini demi menjaga kepercayaan publik Pada Presiden Republik Indonesia yang ke – 8. 
Demi Rakyat, Bangsa dan Negara RI, Mari Kita doakan Agar Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT Senantiasa memberikan Kesehatan.

Kekuatan serta Petunjuk kepada Presiden RI, Bapak H. Prabowo Subianto beserta Kabinetnya serta Lembaga Negara RI agar dapat membuat Kebijakan yang terbaik dan diterjemahkan melalui Program yang tepat dan Bermanfaat demi kepentingan dan kejayaan Merah Putih dalam mewujudkan Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia. 
Masyarakat Indonesia Berbeda tapi Satu (MARI BERSATU)
Salam PANCASILA !

HENRIONO 
(Ketum JAMAN).
Baca Juga
Lebih baru Lebih lama