Wujudkan Pendidikan Madrasah yang Ramah, Humanis, dan Berkeadilan
Lombok Tengah.garudanews//23 Oktober 2025,Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram kembali menunjukkan perannya sebagai kampus pelopor transformasi pendidikan yang humanis dengan menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Implementasi Nilai-Nilai Inklusi dalam Pembelajaran di Madrasah”.
Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 23 Oktober 2025 di Pondok Pesantren Syarif Imammuzahidin, Kelanjuh, Lombok Tengah, dan dihadiri oleh para guru, kepala madrasah, dosen, mahasiswa, serta tokoh pendidikan dari berbagai daerah di NTB.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Dr. Ir. H. Nanang Samodra, KA, M.Sc., selaku Anggota Komisi VIII DPR RI, dan Dr. Lalu Ahmad Rizkan, M.H.I., selaku akademisi UIN Mataram.
Acara dibuka secara resmi oleh Prof. Dr. Mohammad Iwan Pitriani, M.Pd., Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram, yang juga memberikan sambutan pembuka. Turut hadir pula Dr. Erwin Padli, M.Hum., Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram, serta Ustadz Lalu Syarif Imammuzahidin, M.A., selaku Ketua Yayasan Pondok Pesantren Syarif Imammuzahidin, yang turut memberikan sambutan penuh inspirasi dalam kegiatan ini.
Pendidikan inklusif merupakan bagian dari upaya besar membangun sistem pendidikan nasional yang adil dan merata bagi semua kalangan.
Dalam konteks madrasah, nilai-nilai inklusi menjadi sangat penting karena madrasah tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan agama, tetapi juga sebagai ruang pembentukan karakter dan kemanusiaan.
Implementasi nilai inklusi berarti memberikan kesempatan belajar yang sama bagi seluruh peserta didik tanpa diskriminasi atas dasar jenis kelamin, latar belakang sosial, ekonomi, budaya, ataupun kemampuan fisik dan mental.
Melalui kegiatan ini, UIN Mataram berupaya memperkuat pemahaman para pendidik tentang bagaimana nilai-nilai tersebut diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari di madrasah.
Prof. Dr. Mohammad Iwan Pitriani, M.Pd. dalam sambutannya menegaskan bahwa pendidikan inklusif adalah manifestasi dari nilai-nilai Islam yang menekankan keadilan dan penghargaan terhadap perbedaan.
> “Madrasah harus menjadi rumah belajar bagi semua, bukan hanya bagi yang sempurna secara fisik atau intelektual, tetapi juga bagi mereka yang memiliki keterbatasan.
Justru di sanalah nilai kemanusiaan sejati diuji,” ujar Prof. Iwan dengan penuh semangat.
Ia menambahkan bahwa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram terus berkomitmen menghadirkan kegiatan yang tidak hanya teoritis, tetapi juga aplikatif di lapangan.
Sementara itu, Ustadz Lalu Syarif Imammuzahidin, M.A., selaku Ketua Yayasan Pondok Pesantren Syarif Imammuzahidin, menyampaikan apresiasinya terhadap UIN Mataram yang telah memilih pesantrennya sebagai tuan rumah kegiatan ini.
“Kami merasa terhormat menjadi bagian dari gerakan pendidikan inklusif ini. Pondok pesantren harus terbuka terhadap perubahan zaman, termasuk dalam hal penerapan nilai inklusi. Pendidikan yang baik bukan hanya mencerdaskan, tetapi juga memanusiakan,” ujarnya.
Beliau menegaskan bahwa pesantren siap menjadi mitra strategis UIN Mataram dalam memperluas penerapan nilai inklusif di tingkat akar rumput, khususnya di madrasah berbasis pesantren di Lombok.
Dalam sesi materi pertama, Dr. Ir. H. Nanang Samodra, KA, M.Sc., yang juga Anggota DPR RI Komisi VIII, menyoroti pentingnya dukungan kebijakan terhadap pendidikan inklusif di madrasah. Menurutnya, Komisi VIII yang membidangi sosial dan pendidikan terus berupaya mendorong penganggaran dan regulasi yang mendukung penyelenggaraan pendidikan inklusif di bawah Kementerian Agama.
“Nilai inklusi bukan sekadar jargon, tetapi merupakan ruh dari pendidikan modern yang berkeadilan. Pemerintah bersama DPR RI terus berkomitmen menghadirkan regulasi dan fasilitas agar madrasah mampu melayani semua anak bangsa tanpa terkecuali,” jelasnya.
Beliau juga menegaskan bahwa pendidikan inklusif sejalan dengan prinsip Islam rahmatan lil ‘alamin yang mengajarkan kasih sayang universal dan penghormatan terhadap keberagaman.
Selanjutnya, Dr. Lalu Ahmad Rizkan, M.H.I., akademisi UIN Mataram, membahas aspek praktis implementasi nilai inklusi di madrasah.
Menurutnya, nilai inklusi dapat diterapkan melalui desain kurikulum yang fleksibel, strategi pembelajaran diferensiatif, serta penguatan karakter guru sebagai agen perubahan sosial.
> “Guru adalah ujung tombak. Nilai inklusi tidak akan hidup hanya lewat dokumen, tetapi melalui hati dan perilaku guru di kelas.
Guru yang inklusif akan menciptakan ruang belajar yang aman, menghargai perbedaan, dan mendorong setiap siswa berkembang sesuai potensinya,” jelas Dr. Rizkan.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara madrasah, keluarga, dan masyarakat dalam membangun ekosistem pendidikan inklusif yang berkelanjutan.
Turut hadir dalam kegiatan ini Dr. Erwin Padli, M.Hum., Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram, yang juga mendukung penuh pelaksanaan kegiatan ini.
Ia menegaskan bahwa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram berkomitmen untuk terus menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan di NTB guna memperkuat implementasi nilai-nilai inklusi di madrasah.
Kegiatan yang berlangsung hingga sore hari ini disambut antusias oleh para peserta. Diskusi berjalan interaktif, dengan banyak guru dan kepala madrasah yang mengajukan pertanyaan seputar penerapan nilai inklusi dalam konteks lokal Lombok Tengah, termasuk bagaimana mengatasi keterbatasan sarana dan sumber daya di madrasah kecil.
Para narasumber memberikan jawaban dengan pendekatan praktis dan kontekstual, menegaskan bahwa inklusi bukan tentang fasilitas semata, tetapi tentang sikap dan komitmen kemanusiaan dalam proses belajar mengajar.
Menutup kegiatan, Prof. Dr. Mohammad Iwan Pitriani, M.Pd.menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta, narasumber, dan tuan rumah atas terselenggaranya kegiatan yang inspiratif ini.
“Hari ini kita tidak hanya berbicara tentang teori, tetapi tentang bagaimana membangun madrasah yang ramah bagi semua. Semoga semangat inklusi ini menjadi gerakan nyata di seluruh satuan pendidikan Islam,” tuturnya.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, UIN Mataram berharap nilai-nilai inklusif tidak berhenti pada wacana akademik, tetapi benar-benar diimplementasikan di madrasah-madrasah.
Pendidikan inklusif diharapkan menjadi landasan bagi terciptanya masyarakat yang adil, berempati, dan menghormati keberagaman.(A Turmuzi).