Lombok Timur,GarudaNews//29 Oktober 2025, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram bekerja sama dengan Komisi VIII DPR RI menyelenggarakan kegiatan Penguatan Moderasi Beragama dan Pencegahan Radikalisme di Pondok Pesantren Al Madinatul Islamiyyah Rumeneng Paok Motong, Masbagek, Kabupaten Lombok Timur.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, yakni Dr. Ir. Nanang Samudra K.A., M.Sc. (Komisi VIII DPR RI), dan Dr. Lenny Herlina, M.Pd. (Akademisi dan Dosen FTK UIN Mataram). Kegiatan berlangsung mulai pukul 07.00 hingga 13.00 WITA dan diikuti oleh para santri, pengasuh, guru, serta perwakilan lembaga pendidikan di sekitar pesantren.
Acara dibuka dengan pembacaan Kalam Ilahi oleh ananda Iqbal Maulana, dilanjutkan sambutan dari Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al Madinatul Islamiyyah Ust. Ashari, M.Pd.I, yang menegaskan komitmen pesantren untuk menjadi lembaga pendidikan yang menanamkan nilai Islam moderat dan cinta tanah air.
Wakil Dekan III FTK UIN Mataram, Dr. Erwin Padli, M.Hum., menyampaikan sambutan sekaligus membuka acara secara resmi. Dalam arahannya, beliau menekankan pentingnya moderasi beragama di tengah masyarakat yang majemuk seperti Lombok Timur.
“Moderasi beragama bukan hal baru di Indonesia. Justru dengan perbedaan, kita dapat melihat keindahan seperti pelangi beragam warna namun tetap satu kesatuan,” ungkapnya.
Sebagai narasumber pertama, Dr. Ir. Nanang Samudra K.A., M.Sc. memaparkan pentingnya memahami konsep moderasi, toleransi, dan radikalisme dalam konteks kebangsaan dan keagamaan.
Ia menegaskan bahwa Islam mengajarkan keseimbangan antara keyakinan dan penghormatan terhadap perbedaan.
Sementara itu, Dr. Lenny Herlina, M.Pd. dalam paparannya menekankan bahwa sikap moderat dan toleran tumbuh dari kedewasaan berpikir serta penerapan nilai-nilai Pancasila.
Beliau mencontohkan pentingnya menanamkan karakter beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, mandiri, gotong royong, serta berpikir kritis dan kreatif di lingkungan pesantren.
Sesi tanya jawab berlangsung hangat dan interaktif. Para peserta menyoroti isu-isu aktual seperti strategi pesantren dalam mencegah paham radikal, batas toleransi antarumat beragama, serta peran pemerintah dalam menangani kasus intoleransi tanpa menimbulkan konflik baru.
Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Bapak M. Aminuddin, S.Kom.I dari KUA Masbagik.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam memperkuat peran pesantren sebagai garda terdepan dalam membentuk generasi muda yang berakhlak, moderat, dan berwawasan kebangsaan.(A Turmuzi).

